|
Para anak-anak asyik bermain pakai troli di kawasan parkiran Bandara Internasional Minangkabau. Foto: NOLI PICTURES |
Untuk pertama kalinya Bandara Internasional Minangkabau (BIM) terkena dampak abu vulkanik akibat erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat. Hal ini membuat Otoritas Bandara bersama PT Angkasa Pura II Cabang BIM mengambil keputusan untuk menutup sementara BIM sebagai upaya mengantisipasi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
|
Suasana antrean calon penumpang saat mengurus pengembalian tiket pesawat di Bandara Internasional Minangkabau. Foto: NOLI PICTURES |
Kebijakan penutupan ini dimulai sejak pukul 16.00 WIB Jumat (22/12). Pada hari itu, pihak Otoritas Bandara mencatat ada sebanyak 15 jadwal penerbangan dibatalkan, diantaranya terdiri dari 2 penerbangan internasional tujuan Malaysia dan 13 penerbangan domestik tujuan ke berbagai daerah di Indonesia.
|
Pihak keluarga calon penumpang memantau jadwa keberangkatan pada layar informasi yang ada di terminal Bandara Internasional Minangkabau. Foto: NOLI PICTURES |
Kondisi ini membuat calon penumpang gelisah, karena keberangkatkan mereka dari BIM dengan daerah tujuan memiliki berbagai alasan supaya penerbangan dilakukan sesuai jadwal. Namun demi keselamatan, hal tersebut tidak bisa di nego, karena bila abu vulkanik masuk ke mesin pesawat, risiko yang terjadi bisa menyebabkan mesin mati.
|
Pihak keluarga calon penumpang mencari informasi ke petugas pintu keberangkatan di Bandara Internasional Minangkabau. Foto: NOLI PICTURES |
Bahkan masih ada pihak keluarga yang masih menunggu di luar terminal, yang turut khawatir melihat kebijakan yang telah diambil oleh pihak Otoritas Bandara tersebut. Petugas yang ada dipintu keberangkatan pun terus diincar pihak keluarga untuk mencari informasi tentang kondisi keluarga mereka yang masih tertahan di ruang tunggu.
|
Sejumlah calon penumpang memilih beristirahat di ruang tunggu Bandara Internasional Minangkabau. Foto: NOLI PICTURES |
Di dalam ruang tunggu, tercatat ada sekitar ratusan penumpang yang beristirahat setelah mendapat pengumuman resmi dari pihak Otoritas Bandara bahwa penerbangan harus ditunda hingga pukul 22.00 WIB Jumat (22/12) malam. Namun kondisi abu vulkanik masih berada di kawasan bandara, para calon penumpang pun memilih kembali ke rumah atau ke tempat penginapan, dengan harapan besok hari bisa melanjutkan penerbangan.
|
Sejumlah calon penumpang mengambil kembali barang bawaan yang sebelumnya dimasukan ke dalam bagasi pesawat. Foto: NOLI PICTURES |
Sejumlah calon penumpang pun menuju tempat pengambilan barang yang awalnya dimasukan ke bagasi pesawat. Dikarenakan tidak bisa berangkat, para calon penumpang memilih meninggalkan bandara pada malam hari.
|
Sejumlah calon penumpang mengambil kembali barang bawaan yang sebelumnya dimasukan ke dalam bagasi pesawat. Foto: NOLI PICTURES |
Para calon penumpang ini mulai mempersiapkan diri untuk meninggalkan bandara dengan membawa kembali barang-barang yang sebelumnya berada di dalam bagasi. Bahkan ada juga calon penumpang yang mengurus pengembalian tiket ke pihak maskapai.
|
Pihak maskapai penerbangan melayani calon penumpang yang batal berangkat akibat erupsi Gunung Marapi yang abu vulkaniknya tiba di Bandara Internasional Minangkabau. Foto: NOLI PICTURES |
Sebagian besar calon penumpang merasa keputusan yang diambil oleh Otoritas Bandara sangat tepat, karena merupakan pihak yang paling paham dalam memutuskan keamanan dalam penerbangan. Sehingga calon penumpang pun melakukan pengembalian tiket ke pihak maskapai dan memilih untuk melakukan jadwal ulang penerbangan.
Selain itu berdasarkan informasi pada pihak Otoritas Bandara, pada Sabtu (23/12) BIM sudah dibuka kembali. Hal ini menyikapi abu vulkanik yang tidak lagi terdeteksi muncul di kawasan bandara. Namun bila kondisi abu vulkanik kembali ditemukan di kawasan bandara, berkemungkinan upaya penutupan BIM akan kembali dilakukan, karena erupsi Gunung Marapi masih terjadi hingga Sabtu (23/12).
0 Comments :